Siapa sih yang tidak suka berkhayal, terlebih lagi jika kalian sedang tidak melakukan aktivitas apapun atau tidak dengan siapapun. Berkhayal merupakan salah satu aktivitas yang pada umumnya orang lakukan untuk mengalihkan pikirannya dari keadaan tidak melakukan apapun ataupun tidak dengan siapapun. Biasanya aktivitas berkhayal selalu diidentikan dengan membayangkan seseorang, impian dan cita cita, ataupun hal - hal fantasi yang menyenangkan yang pernah kalian rasakan ketika kalian menonton sebuah film.
Satu hal yang perlu diingat adalah orang yang sering menghabiskan waktunya untuk berkhayal bagi sebagian orang dianggap sesuatu yang tidak baik. Karena orang akan menilai bahwa orang yang suka berkhayal adalah orang yang kurang realistik, tidak faktual dan tidak rasional. Berkhayal dianggap tidak akan bermanfaat apabila kalian menghayal sebagai kebiasaan yang sering kalian lakukan. Orang yang realistis beranggapan, berkhayal bukanlah sesuatu hal yang produktif karena dunia ini adalah nyata dan riil, maka harus dihadapi secara nyata dan obyektif pula.
Hal yang perlu diwaspadai dari berkhayal ini salah satunya adalah jumlah waktu kalian untuk berkhayal. Kebanyakan berkhayal justru akan membawa kalian ke dalam kondisi keterasingan. Biasanya semakin bertambahnya umur, orang justru akan mengurangi kegiatan berkhayalnya dengan sendirinya, namun jika kegiatan berkhayal ini semain bertambah maka ini bisa dikategorikan kedalam masalah kejiwaan yang cukup serius. Seperti halnya orang yang suka berkhayal terkenal seperti Karl May, Pengarang Winnetou & Old Shatterhand hidup awalnya kacau balau karena hayalannya, sempat menjadi pencuri professional karena terinspirasi komik tentang seorang pencuri yang suka membagi curiannya kepada orang miskin. Karl May ditangkap dan dimasukkan kedalam penjara. Namun didalam penjara, khayalan Karl May semakin menjadi sehingga dijuluki sebagai Si Tukang Bual. Nah dari sini, seorang penasehat rohani penjara memintanya menuliskan bualannya itu, dan tidak disangka ternyata ia adalah penulis yang jago dan jadilah ia sebagai Penulis Novel. Beberapa ahli psikologi juga sempat mengidentifikasi bahwa Karl May memiliki gangguan Dissosiative Identity Disorder.
Dari Karl May kita dapat ambil pelajaran bahwa pengontrolan aktivitas berkhayal merupakan suatu hal yang penting. Jika kita dapat mengontrol aktivitas berkhayal kita, itu bisa dijadikan sebagai sebuah kelebihan yang ada pada diri kita. Menurut Peneliti Sandi Mann, Berkhayal itu kegiatan yang positif sebagai bentuk olahraga otak, khususnya otak kanan. Hasil Penelitian lainnya juga menunjukkan, bahwa berkhayal adalah kegiatan yang bagus untuk pikiran karena otak akan dilatihn untuk melakukan pikiran multitasking. Banyak orang beranggapan juga bahwa dengan berkhayal, Otak kanan akan lebih berkembang dan lebih aktif yang nantinya akan memunculkan ide ide baru dari khayalan tersebut.
Sebagian orang juga berpendapat bahwa mereka menyukai orang - orang yang pandai berkhayal. Orang ini berpandangan bahwa kemajuan hanya diraih oleh orang - rang yang pandai berkhayal. Kemampuan berkhayal hanyalah dimiliki orang - orang tertentu yang cerdas dan orang - orang tersebut jumlahnya tidaklah banyak. Berkhayal juga dapat dikatakan sebagai pintu kemajuan, dimana orang yang pandai berkhayal adalah orang - orang yang bisa menggambarkan mengenai masa depan secara ideal. Dari hasil pandangan itulah akhirnya orang - orang yang suka berkhayal ini dapat membuat rumusan, rancangan, membangun semangat, mengorganisasi dan menyiapkan berbagai hal yang diperlukan untuk mewujudkan khayalan tersebut.
Tulisan ini terinspirasi dari Yani Yahoo Answer (Jawaban Pertanyaan : Apa dampak kalau aku sering terlalu sering berkhayal)
No comments:
Post a Comment